Jumat, 14 September 2018

Memahami Sistem Dasar Charger Wireless Pada Smartphone

Ada dua teknologi yang dipakai sebagai pola sistem dasar wireless charger ( cas / pengisian daya tanpa kabel / nirkabel ), yang perlu dipahami sebagai teknisi reparasi smartphone semoga dapat mengatasi duduk perkara pada smartphone yang sudah memakai teknologi tersebut. Sebetulnya teknologi ini merupakan pengembangan dari temuan Ilmuan Nicola tesla perihal transmisi energi radio.Studi Tesla menemukan bahwa medan magnet bolak-balik yang dihasilkan dari arus bolak-balik pada kumparan kawat primer akan diteruskan pada kumparan kawat sekunder jikalau berdekatan dengan kumparan kawat primer dan memungkinkan untuk menghasilkan arus AC yang mempunyai kegunaan untuk pengisian baterai. Tekan pada gambar untuk memperbesar tampilan semoga lebih jelas.

Medan magnet yang dihasilkan oleh kumparan primer kira - kira sama kesetiap arah. semakin jauh jarak, medan magnet akan berkurang dengan cepat ( mengikuti aturan kuadrat terbalik ). Oleh alasannya itu kumparan sekunder harus ditempatkan sedekat mungkin dan sejajar dengan kumparan primer. selain itu besar penampang kedua kumparan harus sama semoga dapat menangkap semua medan magnet (efisien ). Lebih terperinci ditunjukkan pada gambar berikut ini. 

teknologi wireless charging pertama yang banyak dipakai yaitu teknologi Qi. teknologi ini membutuhkan dua perangkat yaitu smartphone yang akan di cas dan perangkat wireless charger yang biasanya support untuk pengecasan lebih dari satu perangkat dengan jarak antara smartphone dan charger kurang dari 10mm. lihat bagan dibawah :

teknologi Qi pada charger wireless sudah support deteksi otomatis tegangan yang diperlukan oleh smartphone yang di cas. Pada pengisian daya rendah pada kumparan pertama antara 110 - 205 kHz ( hinga 5 W ) dan pengisi daya menengah mulai dari 80 - 300 kHz ( sampai 120 W ). teknologi ini juga mempunyai fitur deteksi benda asing, yang akan otomatis mematikan sumber daya jikalau ada benda abnormal yang tidak sengaja diletakkan di atas medan magnet. tingkat efisiensi dari teknologi ini antara 30 - 60% ( tergantung posisi pada pengukuran ). Karena tingkat efisiensi cukup tinggi , penumpukan panas rendah dan pengisian lebih cepat.

Teknologi wireless charging yang kedua yakni teknologi Rezence. teknologi ini terdiri dari Unit Power Transmitter  ( PTU ) dan satu atau lebih Power Receiver Unit ( PRU ) seolah-olah teknologi Bluetooth. Teknologi ini juga otomatis dapat memilih jumlah daya yang diperlukan , juga melindungi perangkat yang tidak kompatibel. lihat bagan dibawah : 
Rezence teknologi memakai frekuensi tinggi resonansi coupling dan komunikasi low power Bluetooth untuk kontrol level daya. teknologi ini mendukung pengisian sampai 50 W dengan jarak transmisi 50 mm dan frekuensi transmisi 6,78 MHz. 
Teknologi ini berdasarkan engineer memungkinkan pengisian maximum 8 perangkat sekaligus, namun dapat mengakibatkan medan magnet berosilasi bertabrakan dan pengisian berhenti. 

Terakhir ini yakni grafik perbedaan efisiensi antara kedua teknologi wireless charging.



EmoticonEmoticon